Cerita seks sedarah - Sebelum aku menceritakan kisahku ini, perkenalkan dulu namaku lisa. kalau menurut temanku, paras ku ini cantik, alis mata yang tebal, bulu mata yang lentik dengan mata indah dan jernih. Hidung tergolong mancung bagus, bibir tipis mungil merah alami serasi dengan bentuk wajah. Kulit kuning langsat mulus dan terawat. Sejak dua bulan yang lalu, aku tinggal bersama keluarga om kiki yang masih saudara sepupu mama. Karena orang tuaku pindah tugas keluar negri untuk jangka waktu 2 tahun.
Usia ku saat ini 17 tahun, aku mempunyai tinggi 163 CM, dan berat badan sekitar 45 kg. Yah kadang sifat kekanakan. Om kiki memiliki istri dan 1 anak. istrinya bernama fanny, parasnya cantik dan bodynya masih langsing walapun sudah memliki anak. Anaknya masih berumur 3 tahun, dan mereka tidak memiliki pembantu, setiap hari anaknya dititipkan pada kelompok bermain yang terletak tidak jauh dari tempat bekerja tante fanny. Sedangkan om kiki berumur sekitar 37 tahun, Dia berkulit coklat dan tampan.
Om kiki mempunyai sebuah rumah yang bisa dibilang agak kecil dengan 3 buah kamar didalamnya, aku menempati kamar paling depan yang menghadap ke jalanan, sedangkan om dan tante menempati kamar yang berada ditengah dan si baby kecil menempati kamar paling ujung yang ada pintu untuk menghubungkan ke kamar tengah.
Suatu malam, aku mendegar suara rintihan dan dengusan nafas yang memburu dari kamar sebelah, suara itu makin lama makin keras bunyinya. aku melihat kearah lubang angin yang berada diatas meja belajar,aku agak membungku agar bisa melihat kekamar sebelah melalui lubang yang cukup besar. Aku kaget dengan apa yang aku liat dikamar sebelah,sampai aku hampir terjatuh. Aku melihat om kiki sedang bergerumul dengan istrinya tanpa mengenakan pakaian, semula aku mengurungkan niat untuk meliahat perbuatan mereka, karena rasa ingin tahuku besar dan merasa penasaran, aku kembali mengintip mereka.
Aku tidak tau apa yang mereka lakukan, tapi aku mulai tertegun saat om kiki bertumpu dengan lututnya yang kebetulan menghadap kearah ku. Aku semakin tegang dan terbelalak meliat titit om kiki yang berdiri tegang dan besar, kira-kira panjang 17cm dengan diameter 3cm. ukuran yang cukup besar untuk orang Indonesia. Sebelumnya aku belum pernah melihatnya, sangat berbeda dengan kepunyaan si baby kecil. hahaha... oke lanjut lagi.
Ceita seks terpanas 2017 - Tidak terasa Tengkukku mulai merinding, badanku mulai terasa panas tapi mataku masih terus menatap kearah mereka. aku tak tau apa yang sedang mereka lakukan karena agak samar-samar aku melihatnya.tapi dalam sepengelihatan ku om kiki mulai berada di atas badan tante fanny yang seksi itu, sambil bertumpu pada sikut dan lutut om kiki mulai mengulum bibir tante fanny yang seksi, mereka saling melumat bibir satu sama lain dan mecium, terkadang om kiki menjelajahi tubuh tante fanny yang aduhai. "kak.., ahh.., terus ssts.., ahh.., uhh..,", tante fanny merintih kenikmatan, aku semakin tegang dan mulai panas dingin melihatnya, "kak.., ahh.., terus ssts.., ahh.., uhh..,".
Aku yang melihat adegan itu/ tanpa sadar aku mulai merabah dan mengelus buah dadaku sendiri, merasa nikmat tapi tak berani mengeluarkan suara. tak terasa vaginaku mulai basah, aku baru sadar kalau birahiku mulai bangkit.
Tante fanny mulai tidak tahan dan segera menggambil titit om kiki langsung dibimbing menuju lobang vagina dan terlihat masuk, "uhh.., ahhhh..,", tapi om jaka malah memainkan ujung tititnya keluar masuk lobang vaginanya, "ooohhh, kak masukkan aaahhh..," terdengar rintihan kenikmatan, "adduuuhhh.., ahhhh..," tangannta mencengkram bahu om kiki . kemudian burungnya masuk lagi, "ahh.., ohhh.., dan tante fanny mulai menggelinjang dan mengimbangi gerakan sambil mendekap pinggangnya, "mass..., ahh.., terus mass.., ahhh.., uhh.., burungnya terus menghujam kedalam dan semakin dalam. ditarik lagi "aahh" dan masuk lagi, "mass.., ahh., terus mass.., ahh.., uhh..," vaginaku sendiri makin basah dan terasa geli. Sampai satu badannya bergetar-getar dan mengjang. Dan "ohh.., ahh" tante fanny terkulai lemas dan langsung om kiki mulai menunggingkan badan tante fanny. Dan om kiki mulai memasukan senjatanya dan menirukan gaya doggy style. "teruss massss.., ahh.., uhhh...," begitu suara yang terdengar dari bibir tante fanny yang sudah mulai ter engah-engah nafasnya. Dan om kiki juga sudah mulai merasa nikmat dan terdengar suara " ohh..,ohh.., sebentar lagi sayang.., tahan sebentar..," dengan suara serak serak basah khas om kiki. dan setelah suara itu keluar dari bibir om kiki ia menaikan ritme permainan semakin cepat ia memompa tante fanny, dan semakin keras suara tante fanny "ahhh., ayo mas cepet.., uhh.., ohh.., ahhh.., dan tak lama kemudian om kiki berteriak tidak terlalu kencang, " aaahhhh..," kemudian mereka rebahan telanjang kecapaian.
melihat adegan itu, kepalaku berdenyut. aku berusaha turun pelan-pelan dari atas meja. Semalaman aku tidak bisa tidur karena membayangkan adegan yang aku lihat barusan, aku membayangkan sedang bergerumul dengan om kiki yang memberikan kenikmatan. menjelang pagi aku baru bisa tidur karena kelelahan.
Hari-hari berikutnya bila sedang melamun aku selalu membayangkan sosok om kiki yang atletis itu mencumbuku, kadang aku membandingkan dengan teman laki-lakiku, tapi tidak ada satupun sosok temanku yang mampu menggantikan sosok om kiki. beberapa malam setelah malam itu aku menantikan suara-suara dari kamar sebelah, dan tidak pernah melewatkan kesempatan untuk melihat adegan yang sedang berlangsung, seperti ketagihan fantasiku melayang membayangkan diriku yang melakukan hal itu.
aku mulai sering mencuri pandang untuk menatap dan menelurusi tubuh om jaka dari ujung kepala sampai ujung kaki. tapi tidak berani memperhatikannya secara langsung, karena takut tante fanny mengetahui perbuatan ku. aku sangat penasaran terhadap benda yang selalu menonjol dibalik celana laki-laki itu. rasanya benar-benar ingin melihatnya dari dekat. bukan samar-samar seperti saat mengintip kemarin. Hubungan mereka masih terasa harmonis seperti biasanya.
Pagi itu hari minggu, om kiki mengantarkan istri dan anaknya ke bandara. Mengejar penerbangan pertama ke SOLO, untuk menjenguk ayah tante fanny yang sedang sakit, sesuai rencana yang mereka bicarakan sejak beberapa hari yang lalu. Tante fanny tidak akan lama disolo, esok harinya sudah kembali ke Jakarta.
Aku bangun agak siang dihari itu. Malas bangun karena sendirian dirumah, Dengan mata masih mengantuk aku mengambil handuk dan bergegas kekamar mandi, mumpung rumah sepi aku ingin melulur tubuhku. Setelah menggantungkan handuk, aku mulai melepas pakaian tidur melalui kepala, selintas tetekku monjol kencang diatas dada yang tidak tertutup bra. Sejenak aku melihat kearah tonjolan itu, aku merasa bangga mempunyai buah dada yang indah,kencang dan padat. Putingnya masih kecil berwarna coklat kemerah-merahan, sejenak aku melamun alangkah senangnya seandainya om kiki mengelus kagum tetekku. Kemudian kutarik celana dalam putih itu perlahan melalui paha putih mulusku. saat berdiri terlihat bulu-bulu lembut tumbuh menghiasi perut bagian bawah, bulu-bulu itu belum begitu lebat karena masih ada bulu-bulu kecil yang sedang tumbuh.
Rambutku yang berpotongan pendek itu kututup plastik penutup kepala, karena baru dikeramas kemarin sore, takut basah. Terasa segar air yang sejuk itu mengguyur badanku berkali-kali, aku kemudian mulai menggosok sekujur tubuh dengan perlahan sehingga yakin benar-benar bersih. Kukagumi sendiri lekuk-lekuk tubuh yang indah itu. aku bangga dengan bentuk tubuh yang kumiliki, sambil terus melulur, kadang membayangkan tangan om jaka menelusuri tubuhku.
selesai lulur, aku membilasnya dengan sabun mandi yang beraroma wangi, sampai tubuhku menjadi begitu halus dan wangi. saat akan selesai aku mendengar suara telefon yang berdering didepan. Aku buru-buru menarik handuk, sampai baju tidurku terjatuh dan basah, setelah melilitkan handuk seadanya ketubuhku yang masih basah, aku keluar dari kamar mandi , tidak ada orang pikirku. Aku akan menujun telefon diruang tamu, tapi aku baru ingat aku hanya mengenakan handuk. Malu bila saat ada orang yang melihat dari arah jalan, mnaka aku buru-buru masuk ke kamar om jaka, pintu kamar kebuka dan terlihat kamar itu kosong, aku masuk, menutup dan mengunci pintu itu.lalu aku menuju ke arah telpon samping ranjang.
"Hallo!" aku membungkuk sehingga tak terasa handuk yang menutupi pantatku terangkat, mencoba menjawab telefon itum tapi keburu terputus. Kututup lagi telefon itu. pantatku kembali terlihat. "ahhh", aku terkejut saat membalikkan badan, tak disangka om kiki sudah pulang dan berdiri dibelakangku hanya menggunakan celana dalam keluar dari kamar mandi yang ada didalam kamarnya, badanku sampai gemetar karena kagetnya, sekaligus terpesona melihat tubuh om kiki yang atletis itu, membuatku hanya berdiri mematung. aku tak kuasa melihat tatapan om jaka, aku menunduk, tapi aku semakin terkejut melihat benda dibalik celana dalam om kiki bergerak semakin besar, entahlah aku menjadi terpesona dan diam saja saat om kiki menghampiriku.
Selain kaget, malu dan terpesona. ada terselip keinginan untuk mengetahui dimana keberanian om kiki. Tapi "ahh" gila pikirku. karena jantungku terasa berdenyut kencang, hingga tak sadar aku malah menutup mata.
Tiba-tiba kurasakan tangan jaka mengelus pundak dengan lembut,sejenak anganku melayang terbatang adegan yang pernah kulihat. Dengusan udara hangat menerpa wajahku, Darah mudaku malah terasa meletup-letup, seakan aku tak kuasa menolak dan diam saja saat daguku diangkat, hembusan nafas hangatnya mulai menerpa wajahku. degup jantungku semakin kencang membuatku tak berdaya saat bibirku merasakan hangatnya bibir om kiki yang lembut dan tubuhku semakin menggigil saat hidungku mencium bau parfum yang dikenakan om kiki. "ohh..," aku ingin meronta, tapi hanya desahanku saja yang keluar. Perasaanku tak karuan.
Aku hanya bisa terdiam saja, dia terus mengulum bibirku, membuat sedotan-sedotan kecil, dan mengelitik ujung bibir mungilku dengan hangat. Diperlakukan seperti itu aku semakin menggigil dan hanya mampu mendesah desah. "ahh.., oohhh.., jangan nakal om", pintaku. aku belom pernah merasakan hal seperti ini. Tapi lama kelamaan ciumannya mulai terasa hangat dan menumbulkan rasa geli yang nikmat, Sehingga akhirnya aku membalas dan mengimbangi ciumannya sekali-kali. Perasaanku melaynag ringan dan nyaman. Om kiki mulai berani menyusupkan tangannya kepantatku yang tidak terlindungi itu. "aah..," aku kaget sejenakdan berusaha menghalangi tangannya, tapi ternyata aku hanya sanggup memegangnya saja, ada perasaan tidak rela untuk mengakhiri perasaan nikmat ini. Makin lama elusan elusan lembut dipantatku itu menimbulkan perasaan nikmat yang lain.
Akhirnya aku memberanikan diri membalas lumatan-lumatannya, detak jantungku semakin bertalu-talu dan badanku semakin bergetar, rasa maluku memudar, sambil merintih rintih "omm.., ahh.., ahh.., uhh..,", Vaginaku semakin mulai terasa basah dan terasa geli tapi nikmat, tangan om kiki yang satu lagi mulai menyusup diantara ketiakku, mau tak mau kedua tanganku menjadi terangkat, "ahh.., omm.., ahh..,uhh..,", akal sehatku entah melayang kemana, kini tangan om kiki
lebih bebas menelusuri tubuhku, tangan kiri menopang punggung, tangan kanannya mengelus-elus bagian sensitif di pantat. ini membuat perasaanku makin melambung, "ssst.., ahh..," kemudian tangannya bergerak naik hingga handuknya mangkin terangkat keata, badanku serasa lemas tak berdaya, ketika kaki kiri om jaka dinaikkan dan mendudukkan ku diatas tempat tidur.
Kakinya terasa hangat dipunggung, dia tidak memberikan kesempatan kepadaku untuk berfikir sehat. Sambil terus melumat bibir, ujung jari tangan kanannya beralih mengelus pahaku naik pelan kearah pangkal paha, kepalang tanggung tubuh ini baguan bawahku tidak tertutup apa-apa, membuat dada ini makin berdegup dan serasa darahku ini mendesir, membuat kembali merintih-rintih nikmat, "ahh..,ahh..,uhh..," sebelum mencapai pangkal paha jarinya bergerak turun lag, karena aku geli aku kembali merintih. Tanpa menyentuh vaginaku yang sudah basah daritadi karena birahi ku sudah bangkit.tangan kanan om kiki terus naik dan meremas tetekku yang masih tertutup handuk, "ahh.., omm..," aku semakin merintih-rintih nikmat. perlahan tangan om kiki mulai membuka handuk dari atas dadaku tanpa malu lagi, kubiarkan hingga terbuka tetekku menyembul diantara handuk yang tersingkap tanpa ada perlawanan sedikitpun.
Kurasakan udara hangat di telinga, " kamu benar-benar gadis yang cantik, dan telah tumbuh dewasa lis, tubuhmu begitu indah" gumamnya lirih, membuat tubuhku makin bergetar dan dafasnya sesak menahan gejolak di dada mendengar pujian itu, kemudian om kiki menarik kakinya dan merebahkanku ke kasur, akupun mulai merasa sayang untuk menolak "ahh..," aku mendesah kecil tanpa disadari. om kiki mulai mengulum bibirku lagi dan mulai meremas-remas tetekku dengan kedua tangannya, tidak lama kemudian kepala om kiki mulai turun perlahan menuju tetekku.
tanpa sadar kepalanya makin kudekap, perasaanya melambung kembali ketika dirasakan buah dadaku kembali dicium, dijilati dan dihisap lembut. "uuhhh..," sehingga dia makin mendekap kepala om kiki, vaginaku makin basah. dan membuatnya semakin memundcak "omm.., ahh., teruss.., akkk..,ssttt..," aku terus merintih-rintih nikmat, sementara om kiki terus memainkan buah dadaku dengan lembut. tak lama kemudian om kiki mulai membuka celana dalamnya sendiri. aku melihat sesuatu menonjol keluar. Aku makin terpanah ketika melihat tubuh bugilnya itu. burung itu berdiri dengan tegak dan gagah, bentuknya sungguh menawan dengan ujungnya yang bulat dan bersih. tak lama tanganku diarahkan menuju tititnya om kiki yang sedang berdiri gagah ini, tanpa disadari sempat kuusap-usap titit om kiki.
om kiki mulai melakukan gigitan-gigitan kecil di puting tetekku, yang membuat biarhiku makin memuncak, tak lama kemudian om kiki mulai membuka lebar kedua pahaku, aku ingin menghentikannya tapi serasa tangan ini mati rasa dan tidak bisa bergerak. mulai perlahan om kiki menggesek-gesekan ujung tititnya di bibir vaginaku, aku mulai tak bisa menahan kenikmatan yang kurasakan ini dan tak sengaja mengeluarkan kata "ahh..,uhhh.., omm.., terus om..," .
dan om kiki mulai memasukan ujung tititnya dengan perlahan, terasa benar-benar nikmat tiada duanya. tanpa disadari ujung kemaluan om kiki sudah menembus selaput darahku, semakin dalam ia masukan semakin nikmat rasaya.
Om kiki tidak mau terburu-buru karen dia tidak menginginkan lubang vagina yang masih agak seret itu menjadi sakit karena belum terbiasa dan belum elastis. Burungnya masuk lagi setengah, "oom.., ahh.., terus ssts.., ahh.., uhh..," . kali ini aku benar-benar melambung, aku hanya merasakan nikmat kegelian yang memuncak saat kurasakan burung itu keluar masuk merojok vagina, dan aku mulai mengimbangi gerakan-gerakan om kiki.
Om kiki kini semakin cepat merojok keluar masuk lobang vaginaku "omm.., ahh.., terus ssts.., ahh.., uhh..," kembali merasakan nikmat yang memuncak. badanku bergetar dan mengejang. begitu juga om jaka "ahh.., ohh.., oohhhh..," teruasa sesuatu menyembur hangat kedalam vagina yang masih berdenyut nikmat. om kiki menarik burungnya yang terpercik darah perawanku dan cairan bening, dia berbaring disebelahku, memeluk dan mengusap kepala, aku merasa mimpi menjadi kenyataan. merasa nyaman tidak ada perasaan menyesal kehilangan keperawanan. apalah gunanya keperawanan dibandingkan kenikmatan yang diberikan om kiki barusan dan aku tidak ingin merusak keluarga yang harmonis, aku cukup puas jika om kiki terus memperhatikanku. Aku tidak mau menuntut tanggung jawab, karena semua kulakukan dengan rela, kemudian dia tersenyum puas dan aku merebahkan kepala di atas dada om kiki yang telah memberikan kenikmatan sampai aku tertidur pulas.
Sejak saat itu aku menjadi semakin ketagihan, kami selalu meluangkan waktu, baik dirumah atau dipenginapan sepulang sekolah. tanpa setahu tante fanny tentunya.
No comments:
Post a Comment